SEJARAH PROMOSI KESEHATAN DI INDONESIA
Istilah Health Promotion
(Promosi Kesehatan) sebenarnya sudah mulai dicetuskan setidaknya pada era tahun
1986, ketika diselenggarakannya konferensi Internasional pertama tentang Health
Promotion di Ottawa, Canada pada tahun 1986. Pada
waktu itu dicanangkan ”the Ottawa Charter”, yang didalamnya memuat definisi
serta prinsip-prinsip dasar Health Promotion. Namun istilah tersebut pada waktu
itu di Indonesia belum terlalu populer seperti sekarang. Pada masa itu, istilah
yang cukup terkenal hanyalah penyuluhan kesehatan, dan disamping itu pula
muncul dan populer istilah-istilah lain seperti KIE (Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi), Social Marketing (Pemasaran Sosial), Mobilisasi Sosial dan lain
sebagainya.
Konferensi
Internasional Promosi Kesehatan I menghasilkan 5 strategi utama ruang lingkup
PROMKES :
1. Mengembangkan
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
2. Menciptakan
lingkungan yang mendukung.
3. Memperkuat
gerakan masyarakat.
4. Meningkatkan
keterampilan individu (tatanan).
5. Reorientasi
pelajaran kesehatan (preventif dan promontif).
Suatu
ketika pada tahun 1994, Dr.Ilona Kickbush yang pada saat itu sebagai Direktur
Health Promotion WHO Headquarter Geneva datang melakukan kunjungan ke
Indonesia. Sebagai seorang direktur baru ia telah berkunjung kebeberapa negara
termasuk Indonesia salah satunya. Pada waktu itu pula Kepala Pusat Penyuluhan Kesehatan
Depkes juga baru diangkat, yaitu Drs. Dachroni, MPH., yang menggantikan Dr.IB
Mantra yang telah memasuki masa purna bakti (pensiun). Dalam kunjungannya
tersebut Dr.Ilona Kickbush
mengadakan pertemuan dengan pimpinan Depkes pada waktu itu baik pertemuan
internal penyuluhan kesehatan maupun eksternal dengan lintas program dan lintas
sektor, termasuk FKM UI, bahkan sempat pula Kickbush mengadakan kunjungan
lapangan ke Bandung.
Dari
serangkaian pertemuan yang telah dilakukan serta perbincangan selama kunjungan
lapangan ke Bandung, Indonesia banyak belajar tentang Health Promotion (Promosi
Kesehatan). Barangkali karena sangat terkesan dengan kunjungannya ke Indonesia
kemudian ia menyampaikan suatu usulan. Usulan itu diterima oleh pimpinan Depkes
pada saat itu Prof. Dr. Suyudi. Kunjungan Dr. Ilona Kickbush itu kemudian
ditindaklanjuti dengan kunjungan pejabat Health Promotion WHO Geneva lainnya,
yaitu Dr.Desmonal O Byrne, sampai beberapa kali, untuk mematangkan persiapan
konferensi Jakarta. Sejak itu khususnya Pusat Penyuluhan Kesehatan Depkes
berupaya mengembangkan konsep promosi kesehatan tersebut serta aplikasinya di
Indonesia.
Pada Tahun 1997 diadakan konferensi internasional Promosi
Kesehatan dengan tema ”Health Promotion Towards The 21’stCentury, Indonesian
Policy for The Future” dengan melahirkan ‘The Jakarta Declaration’.
Dengan
demikian penggunaan istilah promosi kesehatan di indonesia tersebut dipicu oleh
perkembangan dunia Internasional. Nama unit Health Education di WHO baik di
Hoodquarter, Geneva maupun di SEARO, India juga sudah berubah menjadi unit
Health Promotion. Nama organisasi profesi Internasional juga mengalami
perubahan menjadi International Union For Health Promotion and Education (IUHPE).
Istilah promosi kesehatan tersebut juga ternyata sesuai dengan perkembangan pembangunan kesehatan di
Indonesia sendiri, yang mengacu pada paradigma sehat.
Di Indonesia sekitar
tahun 1995 istilah penyuluhan kesehatan berubah menjadi promosi kesehatan. Perubahan
itu dilakukan selain karena komitmen terhadap perkembangan dunia (health
promotion), juga sejalan dengan paradigma sehat yang merupakan arah baru
pembangunan kesehatan di Indonesia. Istilah promosi kesehatan itulah yang
digunakan sekarang.
Oleh WHO promosi
kesehatan didefenisikan sebagai “the process of enabling people
to control over and improve their health“. Definisi tersebut
diaplikasikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya“. Definisi ini tetap dipergunakan, sampai mengalami revisi pada konferensi dunia di Bangkok pada bulan Agustus 2005 menjadi “Health promotion is the process of enabling people to increase control and its determinants,and thereby improve their health “.
diaplikasikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya“. Definisi ini tetap dipergunakan, sampai mengalami revisi pada konferensi dunia di Bangkok pada bulan Agustus 2005 menjadi “Health promotion is the process of enabling people to increase control and its determinants,and thereby improve their health “.
Daftar
Pustaka
Andres,
Merlita. 2012. Sejarah Singkat Promosi
Kesehatan. http://mimpibesarku.blogspot.com/2012/05/sejarah-singkat-promosi-kesehatan.html.
Diakses pada 18 September 2013.
Syafei,
Candra. 2012. Pendidikan ke Promosi
Kesehatan. http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=99103:pendidikan-ke-promosi-kesehatan&catid=25:artikel&Itemid=44. Diakses pada 18 September 2013.
Tatiek.
2010. Materi Kuliah Promosi Kesehatan.
Ezeevyevyku.
2012. Perkembangan Promosi Kesehatan Di
Indonesia. http://ezeevyevyku.wordpress.com/2012/11/26/perkembangan-promosi-kesehatan-di-indonesia/. Diakses pada 18 September 2013.
Omega Shaving Cream - Titanium-Arts.com
BalasHapusThe Merkur titanium damascus 37C is a very lightweight, solid shaver with titanium necklace a unique razor that is designed for a delicate shave. The titanium wood stoves blade is shaped to impart a Rating: titanium or ceramic flat iron 4.5 · 5 reviews · $28.99 · In black titanium wedding band stock