Kamis, 12 Juni 2014

Persalinan

PENDAMPINGAN PERSALINAN
Asuhan sayang ibu merupakan asuhan dengan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Cara yang paling mudah untuk membayangkan asuhan sayang ibu adalah dengan menanyakan pada diri kita sendiri,”Seperti inikah asuhan yang ingin saya dapatkan?”atau “Apakah asuhan seperti ini yang saya inginkan untuk keluarga saya yang sedang hamil?” (DepKes RI, 2004).
Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa jika para ibu diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan baik proses persalinan dan asuhan yang akan mereka terima, mereka akan mendapatkan rasa aman dan keluaran yang lebih baik (Enkin,et al, 2000). Antara lain juga disebutkan bahwa asuhan tersebut dapat mengurangi jumlah persalinan dengan tindakan seperti ekstraksi vacum, cunam dan seksio cesarea. Persalinan juga akan berlangsung lebih cepat. (Enkin, et al, 2000).
Dukungan dalam persalinan seperti pujian, penentraman hati, tindakan untuk meningkatkan kenyamanan ibu, kontak fisik, penjelasan tentang yang terjadi selama persalinan dan kelahiran serta sikap ramah yang konstan. Tugas-tugas tersebut dapat dipenuhi oleh bidan. Namun, pada praktiknya bidan juga harus melakukan prosedur medis yang dapat mengalihkan perhatian mereka dari ibu. (Nike Badhi Subeki, SKp, 2003)
Dalam hal ini, seorang wanita yang bersalin harus ditemani oleh orang yang ia percayai dan membuatnya merasa nyaman. Orang tersebut dapat berupa pasangannya, sahabatnya atau anggota keluarganya.
Di negara maju, wanita yang bersalin sering merasa terisolasi di dalam ruangan bersalin di RS besar yang dikelilingi oleh peralatan teknis serta tanpa dukungan dari pasangan atau anggota keluarganya. (Nike Badhi Subeki, SKp, 2003).
Di negara berkembang, beberapa RS besar terlalu dipadati oleh persalinan resiko rendah sehingga dukungan personal dan privasi tidak dapat diberikan. Di Indonesia, tidak semua RS mengizinkan suami atau anggota keluarga lainnya menemani ibu di ruang bersalin. Hampir seluruh persalinan berlangsung tanpa didamping oleh suami atau anggota keluarga lainnya.
1. Pengertian pendampingan
Pendampingan adalah perbuatan mendampingi, menemani dan menyertai dalam suka dan duka (Depdiknas, 2001). Keluarga adalah dua individu atau lebih yang tergabung menjadi satu hubungan darah, hubungan perkawinan, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi serta mempertahankan kebudayaan (Effendy, 1998).
2. Dukungan pendampingan persalinan
Pendampingan persalinan adalah asuhan yang sifatnya mendukung yaitu asuhan yang bersifat aktif dan ikut serta dalam kegiatan selama persalinan merupakan suatu standar pelayanan kebidanan, dimana ibu dibebaskan untuk memilih pendamping persalinan sesuai keinginannya, misalnya suami, keluarga atau teman yang mengerti tentang dirinya. Idealnya pendampingan ini dilaksanakan semenjak pra persalinan yang dapat membantu memutuskan rencana tempat persalinan, pemakaian alat kontrasepsi dan kejadian lain yang tidak diharapkan.
Hasil penelitian sehubungan dukungan persalinan
Field (2004)
Diketahui bahwa ibu-ibu yang mendapatkan massase dan pendampingan mengalami penurunan kejadian depresi, kecemasan dan nyeri serta perasaan yang positif. Pada kondisi ini ibu yang mendapatkan sentuhan berdampak signifikan terhadap lama persalinan lebih pendek (yaitu 8 jam dibandingkan dengan ibu yang persalinannya tidak didampingi waktu persalinannya 11  jam), menurunkan angka kejadian persalinan dengan tindakan, memperpendek waktu perawatan di RS dan mengurangi kejadian depresi post partum.
Odent dalam Simpkin (2004)
Jika wanita dibiarkan melahirkan “dengan cara sebagaimana mamalia”, maka persalinannya itu cenderung berlangsung tanpa kesulitan. Secara alamiah mamalia akan mencari tempat yang privasi, nyaman dan menyenangkan, tenang dengan pencahayaan yang kurang ketika mereka akan melahirkan.
Lingkungan seperti ini akan mengurangi aktivitas neokorteks dan memungkinkan otak tengah dan batang otak lebih berperan dalam mengatur kerja prostaglandin dan hormon-hormon yang memacu proses persalinan .
Odent mengatakan bahwa lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak familiar bagi si ibu dimana banyak orang asing, banyaknya sejumlah pertanyaan, cahaya yang terang berperan merangsang neokorteks menghasilkan kotekolamin yang dapat menghambat kemajuan persalinan.
Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO (2003)
Hasil penelitian secara random contolled trials telah memperlihatkan efektifnya dukungan fisik, emosional, dan psikologis selama persalinan dan kelahiran.
Cochrane database
Suatu kajian ulang sistematik dari 14 percobaan yang melibatkan 5000 wanita memperlihatkan bahwa kehadiran pendamping secara terus menerus selama persalinan dan kelahiran akan menghasilkan kelahiran dengan vakum dan forseps serta sectio cesarea (SC) semakin sedikit, skor apgar < 7 lebih sedikit, lamanya persalinan semakin memendek, dan kepuasan ibu yang semakin besar dalam pengalaman melahirkan.
Ball (1987), Hidnett dan Osborn (1989)
Riset yang dilakukan oleh Ball (1987) dan Hidnett serta Osborn (1989), menyatakan bahwa kehadiran support pada ibu selama persalinan akan menimbulkan kekuatan dan perasaan aman serta nyaman bagi ibu. Hal ini diasumsikan dengan menurunnya lama persalinan, penurunan komplikasi perinatal dan menurunkan kebutuhan pemberian oksitosin (Klaus et al 1986).
Dukungan persalinan
1.                              Sederhana
2.                              Efektif
3.                              Murah
4.                              Resiko rendah
5.                              Kemajuan persalinan bertambah baik
6.                              Hasil persalinan bertambah baik
Menurut Marshall (2000) menyebutkan bahwa dukungan pada persalinan dapat dibagi menjadi dua yaitu :
  1. Dukungan fisik adalah dukungan lansung berupa pertolongan lansung yang diberikan oleh keluarga atau suami kepada ibu bersalin.
  2. Dukungan emosional adalah dukungan berupa kehangatan, kepedulian maupun ungkapan empati yang akan menimbulkan keyakinan bahwa ibu merasa dicintai dan diperhatikan oleh suami, yang pada akhirnya dapat berpengaruh kepada keberhasilan.
Persalinan adalah saat menegangkan dan menggugah emosi bagi ibu dan keluarga. Persalinan menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu, karena itu pastikan bahwa setiap ibu mendapatkan asuhan sayang ibu selama persalinan dan kelahiran. Asuhan ibu yang dimaksud berupa dukungan emosional dari suami dan anggota keluarga lain untuk berada di samping ibu selama proses persalinan dan kelahiran. Suami dianjurkan untuk melakukan peran aktif dalam mendukung ibu dan mengidentifikasi langkah-langkah yang mungkin untuk kenyamanan ibu. Hargai keinginan ibu untuk menghadirkan teman atau saudara untuk menemaninya (Depkes RI,2002).
Dukungan suami dalam proses persalinan akan memberi efek pada sistem limbic ibu yaitu dalam hal emosi, emosi ibu yang tenang akan menyebabkan sel-sel neuronnya mensekresi hormon oksitosin yang reaksinya akan menyebabkan kontraktilitas uterus pada akhir kehamilan untuk mengeluarkan bayi (Guyton, 1997).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi peran pendamping persalinan
Menurut Hamilton (1995) faktor-faktor yang mempengaruhi peran pendamping persalinan antara lain sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, pengetahuan, umur dan pendidikan.
4.    Peran pendamping
Menurut Hamilton (1995) menyatakan peran pendamping selama proses persalinan yaitu :
  1. Mengatur posisi ibu, dengan membantu ibu tidur miring atau sesuai dengan keinginan ibu disela-sela kontraksi dan mendukung posisi ini agar dapat mengedan secara efektif saat relaksasi.
  2. Mengatur nafas ibu, dengan cara membimbing ibu mengatur nafas saat kontraksi dan beristirahat saat relaksasi.
  3. Memberikan asuhan tubuh dengan menghapuskan keringat ibu, memegang tangan, memberikan pijatan, mengelus perut ibu dengan lembut.
  4. Memberi informasi kepada ibu tentang kemajuan persalinan.
  5. Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.
  6. Membantu ibu ke kamar mandi.
  7. Memberikan cairan dan nutrisi sesuai keinginan ibu.
  8. Memberikan dorongan spiritual dengan ikut berdoa.
  9. Memberi dorongan semangat mengedan saat kontraksi serta memberikan pujian atas kemampuan ibu saat mengedan.
5.         Suami sebagai Pendamping persalinan
Menurut Lutfiatus Sholihah (2004) selama masa kehamilan, suami juga sudah harus diajak menyiapkan diri menyambut kedatangan sikecil, karena tidak semua suami siap mental untuk menunggui istrinya yang sedang kesakitan. Adakalanya mereka malah panik. Jadi persiapkan dari sekarang, ajak suami membaca buku tentang proses persalinan.
Menurut Dr. Ruth (2002) suami sebagai pendamping persalinan dapat melakukan hal sebagai berikut :
  1. Memberi dorongan semangat yang akan dibutuhkan jika persalinan lebih lama dari yang diperkirakan. Suami sebaiknya diberitahu terlebih dahulu bahwa jika istri berteriak padanya hanya karena sang istri tidak mungkin berteriak pada dokter.
  2. Memijat bagian tubuh, agar anda tidak terlalu tegang atau untuk mengalihkan perhatian istri dari kontraksi. Pukulan perlahan pada perut yang disebut effleurage, dengan menggunakan ujung jari merupakan pijatan yang disarankan.
  3. Memastikan istri merasa nyaman dengan menyediakan bantal, air, permen atau potongan es untuk istri atau memanggilkan perawat atau dokter jika istri membutuhkan bantuan.
  4. Memegang istri saat mengedan agar istri memiliki pegangan saat mendorong dan memimpin istri agar mengedan dengan cara yang paling efektif
Bila suami tidak bersedia mendampingi saat proses persalinan, ibu sebaiknya jangan berkecil hati, mungkin suami tidak tega melihat istrinya kesakitan, jadi jangan paksa suami karena hal ini bisa berakibat fatal. Kehadiran suami tanpa tekanan dari luar, pada proses persalinan akan sangat penting dalam membantu istri terutama jika suami tahu banyak tentang proses melahirkan. Para suami sering mengeluhkan betapa tertekannya mereka kerena sama sekali tidak tahu apa yang harus dikerjakan untuk menolona istrinya. (Lutfiatus Sholihah, 2004:35).
Situasi atau kondisi dimana suami tidak bisa mendampingi selama proses persalinan seperti :
  1. Suami tidak siap mental
Umumnya, suami tidak tega, lekas panik, saat melihat istri kesakitan atau tidak tahan bila harus melihat darah yang keluar saat persalinan. Tipe suami seperti ini bukanlah orang yang tepat menjadi pendamping diruang bersalin.
  1. Tidak diizinkan pihak RS
Beberapa RS tidak mengizinkan kehadiran pendamping selain petugas medis bagi ibu yang menjalani proses persalinan, baik normal maupun cesar. Beberapa alasan yang diajukan adalah kehadiran pendamping dapat mengganggu konsentrasi petugas medis yang tengah membantu proses persalinan, tempat yang tidak luas dan kesterilan ruang operasi menjadi berkurang dengan hadirnya orang luar.
  1. Suami sedang dinas
Apabila suami sedang dinas ke tempat yang jauh sehingga tidak memungkinkan pulang untuk menemani istri bersalin tentu istri harus memahami kondisi ini. Walaupun tidak ada suami masih ada anggota keluarga lain seperti ibu yang dapat menemani. Momen persalinan pun dapat difilmkan dalam kamera video, sehingga saat kembali dari dinas suami dapat melihat kelahiran buah hatinya.
Namun bagi suami yang siap mental mendapingi istrinya selama proses persalinan dapat memberikan manfaat seperti :


1)            Memberi rasa tenang dan penguat psikis pada istri
               Suami adalah orang terdekat yang dapat memberikan rasa aman dan tenang yang diharapkan istri selama proses persalinan. Ditengah kondisi yang tidak nyaman, istri memerlukan pegangan, dukungan dan semangat untuk mengurangi kecemasan dan ketakutannya.
2)            Selalu ada bila dibutuhkan
               Dengan berada disamping istri, suami siap membantu apa saja yang dibutuhkan istri.
3)            Kedekatan emosi suami-istri bertambah
                        Suami akan melihat sendiri perjuangan hidup dan mati sang istri saat melahirkan anak sehingga membuatnya semakin sayang kepada istrinya.
4)            Menumbuhkan naluri kebapakan
5)            Suami akan lebih menghargai istri
Melihat pengorbanan istri saat persalinan suami akan dapat lebih menghargai istrinya dan menjaga perilakunya. Karena dia akan mengingat bagaimana besarnya pengorbanan istrinya.
Sebagai calon ayah, harusnya ia calon utama pendamping Anda. Konon suami akan punya ikatan batin yang lebih kuat apabila menyaksikan secara langsung proses kelahiran anaknya. Sayangnya, karena suatu sebab, tidak semua suami beruntung menyaksikan keajaiban di ruang bersalin. Jika Anda mau, ajak dia mempersiapkan diri jauh-jauh hari, seperti mengajukan cuti, menggali informasi seputar persalinan, dan yang paling penting siap mental menghadapi kejadian yang luar biasa itu.
         Tugas pada hari H:
a.          Menghitung kontraksi sejak di rumah.
b.         Mengurus transportasi dan administrasi di rumah sakit.
c.          Bicara pada dokter mewakili Anda.
d.         Membeli makanan atau keperluan lain.
e.          Membantu Anda mengambil posisi persalinan.
f.          Menyemangati saat mengejan.
g.         Mengontak pihak keluarga.
h.         Menggunting ari-ari.
i.           Mengadzani bayi.

  1. Pendamping lainnya dalam persalinan
Menurut Mary Nolan (2004) beberapa ibu memilih pasangan dan ibunya sendiri untuk menjadi pendamping persalinannya. Ada sebuah penelitian yang sangat baik yang menunjukkan bahwa pendukung wanita efektif dalam meningkatkan hasil persalinan dan membantu calon ibu merasa percaya diri dalm melaksakan tanggungjawab pengasuhan terhadap bayinya.
Meskipun demikian, jika seorang calon ibu memilih pendamping wanita, umumnya mereka adalah anggota keluarganya atau sahabatnya. Sebuah pilihan yang jelas bagi calon ibu adalah ibunya sendiri.
a.                               Ibu Kandung
Pengalamannya bisa diandalkan. Jauh-jauh hari Anda bisa minta nasihat ibu seputar proses persalinan. Berkat pengalamannya, ibu Anda tahu persis apa yang akan Anda lalui. Ibu juga merupakan orang yang paling lama mengenal Anda. Karenanya, kemungkinan beliau hapal bagaimana tabiat Anda dan tahu betul bagaimana cara membuat Anda merasa tenang dan nyaman.
Tugas pada hari H:
a)      Memastikan kelengkapan barang bawaan Anda.
b)      Mengurus makan dan minum Anda.
c)      Membantu Anda pergi ke toilet.
d)     Menyiapkan pakaian selama di rumah sakit.
e)      Membantu menenangkan Anda.
f)       Membuat Anda merasa nyaman dengan pijatan dan lain-lain

b.         Saudara atau Sahabat Perempuan
         Pengalih rasa sakit. Kekompakan dengan saudara ataupun sahabat perempuan biasanya membuat Anda merasa nyaman menerima dukungan darinya. Sebagai sesama wanita, Anda berdua saling memiliki rasa solidaritas dan empati yang besar.
Tugas pada hari H:
a.             Menemani Anda ngobrol menjelang proses persalinan.
b.            Membantu mengambilkan barang-barang yang Anda butuhkan.
c.             Membantu menyiapkan perlengkapan selama di rumah sakit.
d.            Menghubungi sanak kerabat.
e.             Membantu mendokumentasikan momen menjelang persalinan.
f.             Membantu Anda mengingat-ingat pelajaran di kelas senam hamil.
7.Calon Ibu Bebas Menentukan.
a)      Keluarga harus memberi kebebasan dan menghargai pilihan calon ibu dalam memilih calon pendamping persalinan. Siapa pun orangnya, dia adalah sosok yang dekat dengan calon ibu. Dengan begitu, dia tahu betul cara menenangkan dan apa yang harus dilakukan agar calon ibu merasa nyaman.
b)      Calon pendamping persalinan sebaiknya punya pengetahuan yang cukup tentang proses persalinan dan mengetahui rencana persalinan calon ibu. Dengan begitu, dia bisa menjadi perantara antara calon ibu dengan dokter. Misalnya, ketika calon ibu butuh obat atau meminta dokter membawa bayinya untuk proses Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
c)      Tak kalah penting, dia juga mesti stabil secara emosi dan mampu mempertahankan rasa humor. Jangan sampai karena tidak tega melihat proses persalinan yang lama, pendamping memaksa calon ibu untuk melakukan operasi caesar saja. Padahal, dokter masih membuka peluang untuk menjalani proses persalinan normal, sesuai keinginan calon ibu. Atau, menunjukkan kecemasannya sehingga bukannya tenang, calon ibu malah ketularan panik.
8.      Menyiapkan diri menjadi pendamping
      Orang yang Ibu minta mendampingi Ibu saat persalinan,  punya tanggung jawab besar. Ia harus siap mental dan fisik untuk menghadapi saat persalinan, sama seperti Ibu. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pendamping ibu:
a)      Setidaknya ia harus sudah mengikuti kelas prenatal with you.
b)      Memahami rencana persalinan ibu.
c)      Bisa membantu memijat punggung ibu untuk membuat ibu nyaman.
            Didampingi dengan orang-orang tercinta ketika menjalani proses persalinan merupakan hal yang sangat penting untuk memberikan dukungan mental kepada Ibu. Selain dukungan mental, pendamping persalinan juga penting untuk memastikan rencana persalinan yang sudah disusun oleh Ibu berjalan dengan lancar. Ibu tidak perlu memikirkan apa-apa, cukup berkonsentrasi kepada proses persalinan. Urusan lainnya, serahkan saja kepada pendamping yang menemani. Dengan adanya pendamping, Ibu pun akan terhindar dari stres.
            Tujuan hadirnya pendamping melahirkan adalah mendukung ibu selama proses persalinan dan kelahiran, mereka harus siap memperhatikan keinginan ibu dan menjadi perantara ibu atau tetap memperhatikan apa yang terjadi ketika ibu tidak mampu melakukannya. Mereka harus memiliki pengetahuan mengenai tahap-tahap persalinan yang telah berdiskusi dengan ibu mengenai bantuan yang dapat mereka berikan, baik berupa dukungan praktis seperti memijat atau membantu anda mendapatkan posisi persalinan, atau dengan memberikan semangat dan keyakinan.
            Banyak wanita merasa pijatan, khususnya pada pinggung bawah, sangat bermanfaat selama proses persalinan. Sensasi hangat dan tekanan dapat menenangkan dan sedikit meredakan nyeri selama proses persalinan. Pijatan merangsang tubuh untuk melepaskan endorphin, yang merupakan pereda tubuh alami, dan juga mengalihkan perhatian dari nyeri persalinan. Komunikasi merupakan kunci saat memijat.
           
           




DAFTAR PUSTAKA
Parker, Catherine, Littler. 2008. Konsultasi Kebidanan. Jakarta: Erlangga
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Psikologi/memilih.pendamping.persalinan

http://www.askep-askeb.cz.cc/2009/09/peran-pendamping-selama-proses.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar